MENU

Senin, 27 Juni 2011


PANTUN DAKWAH
Muhammad Anshori Al Berawi
“ Tidak lama lagi kita akan memperingati perayaan maulid nabi besar Muhammad Saw di langgar ini dan kebetulan kang Asmu akan membuat acara dimana kalian semua akan ikut serta di dalamnya..gimanaa? mauu kan?” ucap kang Asmu mengawali acara perbincangannya dengan anak-anak yang tergabung dalam geng percil.
“ lho kok tidak konfirmasi dengan kami dulu kang? Padahal kami kan harus bermusyawarah secara rahasia untuk membicarakan acara itu. “ Ilham dengan gaya inteleknya mewakili aspirasi alias pendapat teman-temannya yang lain.
“ kayak pak bupati segala kamu ham, pake bahasa gituan…!” Yanti mencibir ilham.
“ lho kita kan harus berbicara seperti orang yang berpendidikan, jadi harus gitu dan jangan sampai kita nanti di kota tidak malu karena tidak tau apa itu konfirmasi, solusi, reformasi atau juga terasi…” demikian pembelaan diri ilham yang nampak begitu percaya diri dengan gaya bicaranya yang begitu.
Langsung saja suasana jadi agak hangat dengan kejadian itu. Beberapa anak tampak mulai antusias dengan apa yang di bahas oleh kang Asmu, buktinya ujang yang tadi tidak memperhatikan kini berada di depan kang Asmu.
“ justru ini kita akan bermusyawarah bagaimana kelanjutan dari rencana yang kang Asmu berikan pada kalian ini. “ jawab kang Asmu atas pertanyaan ilham tadi.
“ bagaimana jika kita semua melakukan kegiatan yang sering kita praktekkan di langgar ini kayak pujian-pujian trus membaca surah-surah pendek bareng aja kang?” sundari mengusulkan idenya atas rencana maulid nabi.
“ ah kurang seru tuh, kang…!” celetuk amri yang baru kelas 2 SD itu.
“ Kenapa emangnya mri? Itukan bagus dan kayak lagu-lagunya sulis dan haddad alwi. “ balas sundari menanggapi ucapan amri.
“ Katanya maulid nabi itu untuk memperingati hari kelahiran nabi Muhammad Saw, jadi kita harus membuat acara ini yang ada kisah nabinya terutama kanjeng nabi Muhammad Saw..” jawab amri tenang.
“ Tapi biasanya kan ada penceramah yang bercerita tentang sejarah nabi, masa di ulangi lagi…bosan ntar Cuma itu-itu aja?” Sheva yang kebetulan sedang pulang ke trans bangun ikut nimbrung.
 “ Tapi kita bikin model yang lain, contohnya kita pake model saling berbalas pantun mengenai kanjeng nabi, karena kalo dengar ceramah banyak orang yang bokongnya ( pantatnya ) panas dan matanya kayak kelilipen (seperti orang yang ngantuk). Jadi sekali-kali kita pake hiburan model lain. Gimana kang??” kata amri menoleh kepada kang Asmu. Pandangan semua kini mengarah kepada kang Asmu yang nampak sedang berpikir.
Ketika anak-anak sedang memperhatikan kang Asmu yang sedang berfikir dan membuka buku tebal yang kata ujang itu adalah kitab hadits shahih bukhori,dari arah pintu langgar tiba-tiba muncul Agus tetangga yusuf yang terlambat datang ke langgar. Agus tidak langsung duduk tapi menghampiri kang Asmu untuk menyalaminya dan mengucapkan salam kepada teman-temannya.
“ maaf kang tadi ada orang yang bilang kalo maulid itu tidak pernah di ajarkan oleh nabi Muhammad, trus kalo kita merayakannya akan berdosa. Bagaimana itu kang ?” Tanya agus begitu selesai mengucapkan salam dan duduk.
“ ide yang di ucapkan amri itu sangat bagus sekali karena tidak pernah terfikirkan oleh orang-orang lain dan ini akan menjadi hal menarik bagi para warga yang datang dan insya Alloh pantun-pantun ini akan menjadi dakwah yang unik dan berbeda. Menggunakan pantun dalam menyebarkan ajaran islam itu sudah ada sejak zaman kanjeng nabi dulu namun jarang ada yang menggunakannya..” ucap kang Asmu sumringah dan menoleh kearah amri yang tersenyum bangga karena idenya di puji oleh kang Asmu.
“ kamu tau dari mana mri kok bisa muncul ide itu??” Tanya kang Asmu kepada amri yang tengah dipuji oleh teman-temannya juga.
“ lho bukannya ada di perpustakaan kang Asmu, itu lho buku pantun yang dibuat oleh bapak kyai Ali Mustafa yaqub yang judulnya ada bawal kok pilih tiram…” jawab amri cepat.
“ masya Alloh, kok kang Asmu lupa ya, hehe abisnya kang Asmu kadang lupa dengan buku-buku kecil. Kalo tidak salah buku itu kang Asmu beli pas masih sekolah di Samarinda dulu..” sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal kang Asmu mencoba mengingat.
Pergi kekebun memetik tomat
Tomat dipetik dimasukkan peti
Ayo teladani nabi Muhammad
Agar sorga kita nikmati
Suara amri yang melagukan pantunnya membuat teman-teman yang lain bertepuk tangan dan beberapa orang dengan spontan langsung membalas. Kini yusuf berdiri dengan senyum bangga.
Ehmm..tomat dipeti diambil dani
Dani lari kearah pohon jati
Perilaku nabi Jangan hanya diteladani
Tapi harus kita ikuti
Dani yang dari tadi melongo merasa tersipu malu dan bangga namanya dimasukkan jadi pantun. Ujang, kakaknya dani berdiri untuk membalas pantun yusuf.
Kebun tomat kang Asmu yang punya
Buah besar panen menanti
Pantun yusuf ada benarnya
Lakukan sekarang jangan tunggu nanti
Pantun ujang merespon beberapa anak menyuarakan pantunnya dan alhasil hari itu pantun menjadi gaya bicara mereka pada saat berkumpul, tapi hanya hari itu saja.
Nabi Muhammad Saw juga menuturkan untaian-untaian kata yang puitis dalam beberapa kesempatan. misalnya sabda nabi ketika sedang bersama para sahabat pada waktu perang Khandaq : 
Wahai Tuhanku, Hidup yang benar
Hanyalah kehidupan Akhirat
Maka ampunilah orang Anshor
Dan orang-orang yang datang hijrah.
untaian kata puitis Nabi Saw ini tercantum dalam kitab shahih Bukhari, bab Du'a al-Nabi Saw, Juz 3, Halaman 31. 
mendengar ucapan nabi para sahabat menyambutnya dengan untaian kata puitis pula :
Kami adalah orang berjanji
Pada Muhammad seorang Nabi
Untuk berjihad membela Islam
Selama hayat ada di badan
untataian kata saabat ini juga ada di Sahih Bukhari, Bab Hafr al-Khandaq, Juz 3, Halaman 31.

Oya penjelasan tentang masalah yang disampaikan Agus tadi tentu akan kita bahas , jadi tunggu aja ya ,,hehe

Tidak ada komentar: