MENU

Senin, 05 Maret 2012

Pemimpin


Ingat kisah Umar bin Khattab yang berjalan malam hari untuk melihat bagaiman keadaan umat dan menemukan seorang ibu menenangkan anak-anaknya yang kelaparan dengan memasak batu agar anaknya percaya bahwa itu makanan dan anak-anak itu tertidur menunggu masaknya makanan yang direbus ibunya. Melihat hal itu sayyidina Umar langsung mengambil gandum dari gudang untuk diberikan kepada ibu tadi dengan memanggulnya sendiri. Perasaan sebagai seorang pemimpin mengalir dalam diri Umar yang diilhami dari kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.
Dipondok dulu, Kyai Tajwid Hasyim kerap tidur bersama santri-santrinya tanpa alas, berbantal kopiah, dan berselimutkan sarung. Disaat menjelang tidur terkadang beliau menyematkan beberapa nasehat kepada para santri. Kedekatan inilah yang memberikan suasana nyaman dipondok.
Dua hal ini adalah contoh kecil bagaimana seorang pemimpin itu bersikap. Pemimpin harus mengetahui siapa yang dipimpin dan mampu memberikan kenyamanan kepada yang dipimpinnya itu. Sayyidina Umar kerap berkeliling dimalam hari untuk mengetahui kondisi umat, Kyai Tajwid yang mau tidur bersama para santrinya untuk memberikan nasehat-nasehat para santrinya. 
Ingat juga kisah nabi Dzulkifli yang bijaksana dan selalu melayani rakyatnya. bahkan karena itu iblis berusaha mencoba menguji dengan menjadi rakyat yang sangat menyebalkan akan tetapi tetap dilayani dengan penuh kesabaran oleh nabi Dzulkifli. 
Itulah gambaran pemimpin yang tugasnya adalah wakil dari rakyat, pelayan, pengayom dan pembela. 
Bagi lelaki maka dia adalah pemimpin keluarganya dan harus memberikan kenyamanan, ketenangan serta kesejahteraan lahir dan bathin kepada anggota keluarganya.
Pemimpin bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya layaknya imam kepada makmumnya.

Haji Alhamdulillah


Di kampung tempat kang Asmu berada ada seorang pak Haji bernama Loman yang dijuluki haji Alhamdulillah oleh penduduk kampung. Memang rada aneh jika mendengarnya akan tetapi cobalah sesekali mengunjunginya pasti akan terjawab keheranan yang melanda.
Ijong, seorang sahabat kang Asmu yang penasaran sudah lama berniat mengunjunginya. Kebetulan rumah haji Alhamdulillah ini tidak seberapa jauh dari tempat kang Asmu. Apa yang membuat pak Loman ini dijuluki haji Alhamdulillah itu tidak lepas dari sifat ramah tamah serta sangat menghormati setiap tamu yang kerumahnya. Bahkan salah satu yang paling menarik adalah motto barangsiapa yang bertamu maka tidak boleh pulang sebelum mendapatkan jamuan makan atau minum. Alhasil, apabila ada tamu 20 orang maka semuanya akan mendapatkan jamuan makan dan minum. Kebiasaan ini memang sudah terjadi saat pertama kali bermukim dikampung tempat kang Asmu ini.

" Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya " hadis riwayat Bukhari Muslim inilah yang menjadi awalnya kisah perbuatan pak Loman. Pak Loman mendengar itu dari penjelasan Kyai Tajuwid yang jadi pengasuh pesantren Attaqwa dulu saat pengajian.
Tiga hal yang menonjol dari Haji Alhamdulillah ini yakni mencintai orang lain, kedermawanan dan kearifan.

Pak Loman memang seorang petani biasa dan tidak kaya. Itulah hal yang menjadi poin penting ditengah jaman yang saat ini semua mendewakan materi, individualistik, kerakusan dan perasaan mencintai sesama. Tidak pandang bulu dalam menjamu tamu, bahkan Dani adiknya Ujang yang terkenal nakal pun kerap berada ditempat Pak Loman dan dengan ramah tetap dijamu sambil terus dinasehati.

Mencintai orang lain, ikhlas, mendahulukan kepentingan orang lain merupakan hal yang sangat langka dizaman sekarang. Keikhlasan inilah yang menjadikan semua orang yang keluar dari rumah pak Loman mengucapkan Alhamdulillah karena bertemu dengan beliau, atau Alhamdulillah karena diperlakukan dengan baik atau bahkan Alhamdulillah karena makanannya. Ijong yang mendengar itu jadi paham dan keesokan harinya dia bertemu lagi dengan kang Asmu.
" Seneng aku As.." katanya
" Kenapa Jong?"
" Aku tadi baru dari tempat pak Alhamdulillah"
" Pantesan..."
Ijong kaget  " Pantesan kenapa?"
" Itu bekas nasinya masih nyangkut.." tunjuk kang Asmu, Ijong tertawa dan mengusap pipinya.