BHINNEKA TUNGGAL IKA
Penting sekali mengapa pada saat menjalani kehidupan sekolah dasar dulu kita selalu akrab dengan ajaran klasik nan selalu terngiang dalam benak kita tentang betapa indahnya Indonesia ini dan itu diungkapkan dalam kata bhinneka tunggal ika yang walaupun ungkapan itu berasal dari mpu Tantular dalam syair Sutasoma namun maksud para pemuda Indonesia pada waktu itu bukanlah untuk faham keagamaan akan tetapi kata-kata itu sangatlah tepat untuk menggambarkan bagaimana Indonesia yang didalamnya terdapat beribu-ribu suku bangsa akan tetapi dapat disatukan dalam suatu wadah politik bernama negara Indonesia. Indonesia itu adalah kumpulan dari berbagai suku bangsa yang mempunyai perbedaan bahkan jika dirunut mulai dari wilayah barat kita akan menemui pulau Sumatra yang didalamnya terdapat suku batak, minang,aceh,melayu dan lainnya. Menyeberang kepulau jawa maka lihatlah perbedaan yang begitu terlihat, belum lagi meloncat ke pulau Kalimantan, Sulawesi, bali, timor dan papua. Para pemuda pencetus kemerdekaan itupun mempunyai sebuah gambaran masa depan yang begitu indah bagaimana menyatukan berbagai bangsa itu kepada bangsa yang tangguh dan makmur sejahtera.
Bhinneka tunggal ika pun akhirnya menjadi pedoman untuk melahirkan sumpah para pemuda yang seluruh isinya mengabarkan Indonesia ini memang berbeda namun bersatu dalam kerukunan dan satu wadah pemersatu. Mulai dari rasa patriotisme terhadap nusantara tercinta, membina komunikasi dengan bahasa pemersatu bahasa Indonesia serta memiliki loyalitas yang tinggi memperbaiki bangsa.
Sekarang kita diingatkan kembali untuk mengamalkan semboyan negara itu bahwa kita memang berbeda suku dan bangsa namun bisa bersatu tanpa ada perasaan saling merendahkan yang lain. menyingkirkanlah ego kedaerahan yang akan membuat jumawa. Bermusyawarahlah saat terjadi kesalah pahaman, berjabat tanganlah untuk semua suku bangsa dan hindarilah ajakan untuk berbuat kerusakan.
Setidaknya beberapa generasi pendidik harus siap untuk memunculkan generasi yang bisa bersatu dalam perbedaan, mencintai bangsanya, mengembangkan bangsanya dan membuat bangga bangsanya. Setelah engkau membaca ini sisipkanlah dalam waktumu untuk mendoakan bangsa ini aman, tentram dan damai.
Samarinda, saat September dijemput Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar