MENU

Rabu, 15 Juni 2011

Mizan ( Timbangan Amal )


Umat islam mengistilahkan mizan adalah alat yang mempunyai dua daun timbangan yang nyata yang dipasang untuk menimbang amal para hamba yang baik maupun yang buruk, tidak dapat melakukannya kecuali Allah.
Ayat Al Qur’an mengenai Mizan adalah sebagai berikut :
1.      Surah Al Mukminun  ayat 101-118
“ Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya? Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim." Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka, Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang." Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui" Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik." ( Q.S. Al Mukminun : 101-118).
2.      Surah Al A’raf ayat 8-9
“ Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.”
3.      Surah Al Anbiya  ayat 47
“ Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
4.      Surah Al Qari’ah ayat 6-11
“ Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.”


« كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ 

سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Ada dua kalimat (zikir) yang ringan diucapkan di lidah, (tapi) berat (besar pahalanya) pada timbangan amal (kebaikan) dan sangat dicintai oleh ar-Rahman (Allah Ta’ala Yang Maha Luas Rahmat-Nya), (yaitu): Subhaanallahi wabihamdihi, subhaanallahil ‘azhiim (maha suci Allah dengan memuji-Nya, dan maha suci Allah yang maha agung)”( H.R. Bukhari Muslim)

عن أبي مالك –الحارث بن عاصم- الأشعري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم - الطهور شطر الإيمان والحمد لله تملأ الميزان وسبحان الله والحمد لله تملأ ما بين السماء والأرض والصلاة نور والصدقة برهان والصبر ضياء والقران حجة لك أو عليك كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقها أو مُوبقها -


Dari Abu Malik, Al Harits bin Al Asy'ari radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : ‘Suci itu sebagian dari iman, (bacaan) alhamdulillaah memenuhi timbangan, (bacaan) subhaanallaah dan alhamdulillaah keduanya memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu adalah nur, shadaqah adalah pembela, sabar adalah cahaya, dan Al-Qur'an menjadi pembela kamu atau musuh kamu. Setiap manusia bekerja, lalu dia menjual dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat menyelamatkannya atau mencelakakannya”.
[Muslim no. 223]

حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ لَيْثِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنِي عَامِرُ بْنُ يَحْيَى عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَعَافِرِيِّ ثُمَّ الْحُبُلِيِّ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ :قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ سَيُخَلِّصُ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ سِجِلًّا كُلُّ سِجِلٍّ مِثْلُ مَدِّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ أَتُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا أَظَلَمَكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَفَلَكَ عُذْرٌ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً فَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتَخْرُجُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فَيَقُولُ احْضُرْ وَزْنَكَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلَّاتِ فَقَالَ إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ قَالَ فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي كَفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كَفَّةٍ فَطَاشَتْ السِّجِلَّاتُ وَثَقُلَتْ الْبِطَاقَةُ فَلَا يَثْقُلُ مَعَ اسْمِ اللَّهِ شَيْءٌ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ عَامِرِ بْنِ يَحْيَى بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
“Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Nashr telah mengabarkan kepada kami Abdullah dari Laits bin Sa’d telah menceritakan kepada kami Amir bin Yahya dari Abu Abdurrahman al Ma’afiri al Hubuli dia berkata, saya mendengar Abdullah bin Amru bin al Ash berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Sesungguhnya Allah akan menyelamatkan seorang laki-laki dari umatku di hadapan manusia pada hari kiamat, lalu dia membuka buku catatan besar di hadapannya, setiap buku catatan besar lebarnya seperti sepanjang mata memandang, kemudian Dia berfirman; ‘Apakah kamu mengingkari sesuatu dari ini? Apakah para penulisku yang menjaga (amal manusia) menzhalimimu? ‘ dia menjawab; ‘Tidak wahai Rabbku.’ Allah bertanya; ‘Apakah kamu mempunyai alasan dalih (bagi amal burukmu)? ‘ Dia menjawab; ‘Tidak wahai Rabbku.’ Allah berfirman; ‘Tidak demikian, sesungguhnya kamu mempunyai kebaikan di sisi Kami, karena itu tidak ada kezhaliman atasmu pada hari ini’. Lalu keluarlah kartu amal kebaikan, yang di dalamnya tercatat bahwa; saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya.’ Lalu Allah berfirman; ‘Hadirkan amal timbanganmu! ‘ dia berkata; ‘Wahai Rabbku, apa (artinya) satu kartu amal ini (bila) dibandingkan buku catatan besar ini? ‘ Allah berfirman; ‘Sesungguhnya kamu tidak akan dizhalimi.’” Nabi melanjutkan; ‘Lalu diletakkanlah buku catatan besar pada satu sisi, sedangkan kartu amal diletakkan pada sisi lainnya, maka buku catatan besar itu ringan (timbangannya) sedangkan kartu amal itu berat, maka tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dibandingkan nama Allah.” Abu Isa berkata; ‘Ini hadits hasan gharib. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, dari Amir bin Yahya dengan sanad ini hadits semisalnya.(HR: Ahmad 2/ 213, at-Tirmidzi 2639, Ibnu Majah 4300, Syaikh al-Albany mengatakan bahwa hadits ini sohih).
حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ وَحَسَنُ بْنُ مُوسَى قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ
أَنَّهُ كَانَ يَجْتَنِي سِوَاكًا مِنْ الْأَرَاكِ وَكَانَ دَقِيقَ السَّاقَيْنِ فَجَعَلَتْ الرِّيحُ تَكْفَؤُهُ فَضَحِكَ الْقَوْمُ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّ تَضْحَكُونَ قَالُوا يَا نَبِيَّ اللَّهِ مِنْ دِقَّةِ سَاقَيْهِ فَقَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُمَا أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ أُحُدٍ
“Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad dan Hasan bin Musa keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Hammad dari ‘Ashim dari Zirr bin Hubaisy dari Ibnu Mas’udbahwa ia memetik siwak dari pohon Arak dan ia memiliki betis yang kecil, tiba-tiba angin menyingkap kedua kakinya lalu orang-orang menertawakannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Apa yang kalian tertawakan?” Mereka menjawab; Wahai Nabiyullah, kami menertawakan betisnya yang kecil, maka beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh kedua betisnya lebih berat timbangannya dari gunung Uhud.”(HR: Ahmad 1/ 114 dan yang lainnya dengan sanad Hasan)
حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنِي الْمُغِيرَةُ يَعْنِي الْحِزَامِيَّ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ :عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ اقْرَءُوا :{ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا }

Telah menceritakan kepadaku Abu Bakr bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepadaku Al Mughirah Al Hizami dari Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: Sungguh pada hari kiamat akan datang seseorang yang berbadan gemuk namun di sisi Allah timbangannya tidak dapat melebihi berat sayap seekor nyamuk. Bacalah ayat; …dan kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat (Al Kahfi: 105).(HR: Bukhori 4728, Muslim 2785)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصَّبَّاحِ الْهَاشِمِيُّ حَدَّثَنَا بَدَلُ بْنُ الْمُحَبَّرِ حَدَّثَنَا حَرْبُ بْنُ مَيْمُونٍ الْأَنْصَارِيُّ أَبُو الْخَطَّابِ حَدَّثَنَا النَّضْرُ بْنُ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَشْفَعَ لِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ أَنَا فَاعِلٌ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَيْنَ أَطْلُبُكَ قَالَ اطْلُبْنِي أَوَّلَ مَا تَطْلُبُنِي عَلَى الصِّرَاطِ قَالَ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ أَلْقَكَ عَلَى الصِّرَاطِ قَالَ فَاطْلُبْنِي عِنْدَ الْمِيزَانِ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ أَلْقَكَ عِنْدَ الْمِيزَانِ قَالَ فَاطْلُبْنِي عِنْدَ الْحَوْضِ فَإِنِّي لَا أُخْطِئُ هَذِهِ الثَّلَاثَ الْمَوَاطِنَ . قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ.

“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ash Shabbah Al Hasyimi telah menceritakan kepada kami Badal bin Al Muhabbir telah menceritakan kepada kami Harb bin Maimun Al Anshari Abu Al Khaththab telah menceritakan kepada kami An Nadlr bin Anas bin Malik dari ayahnya berkata: Aku meminta nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam agar memberiku syafaat pada hari kiamat, beliau bersabda: “Aku akan melakukannya.” Ia bertanya: Wahai Rasulullah, ke mana aku mencari baginda? Beliau menjawab: “Carilah aku pada saat pertama kali kau mencari di atas shirath.” Ia bertanya: Bila aku tidak bertemu dengan baginda di atas shirath? Beliau menjawab: “Carilah aku di dekat mizan.” Ia bertanya: Bila aku tidak bertemu dengan baginda di dekat mizan? Beliau menjawab: “Carilah aku di dekat telaga, karena aku tidak luput dari tiga tempat itu.” (HR: Ahmad 3/ 178, at-Tirmidzi 2433)Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan gharib, kami hanya mengetahuinya melalui jalur sanad ini.
Kaum Mu’tazilah mengatakan bahwa mizan bersifat maknawi, bahwa mizan yang disebutkan dalam al-Qur’an dan penimbangan yang disebutkan dalam al-Qur’an maksudnya adalah penegakan keadilan, dan bukan sesuatu yang nyata yang digunakan untuk menimbang. Mereka beralasan bahwa amalan-amalan adalah sifat dan maknawi, maka sifat-sifat tidak dapat ditimbang, adapun yang ditimbang adalah jasad, sehingga mereka mengatakan bahwa mizan ini bersifat maknawi.
Sedangkan untuk kaum ahlu sunnah meyakini bahwa mizan adalah sesuatu yang nyata bukan maknawi, adapun dalil-dalinya adalah hadits bithoqoh yang telah disebutkan dimuka. Kemudian juga pendapat Ibnu Mas’ud yakni : 
يجاء بالناس يوم القيامة إلى الميزان فيتجادلون عنده أسد الجدال
Ibnu Mas’ud berkata: Pada hari kiamat kelak manusia didatangkan kepadanya Mizan maka mereka berbantah-bantahan dengan perdebatan yang sangat. (Dikeluarkan Ibnu Abi Syaibah dalam al-Musnaf)


Pendapat yang mengatakan bahwa yang ditimbang adalah amal
Mereka berdalil dengan Firman Allah:
Zuhair bin ‘Ibad RA berkata: Saya mendapatkan dari masayikh kami Malik, Sufyan, Fudhail, Isa bin Yunus, dan Ibnu al-Mubarok dan Waki’ bin Jarroh, mereka mengatakan bahwaMizan itu adalah benar.

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.(QS: al-Zalzalah 7-8).
Dan firman-Nya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan.(al-Anbiya’47).
Juga dengan Sabda Nabi SAW:
“Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Isykab telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail dari ‘Umarah bin Alqa’qa’ dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliyallahu’anhu, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada dua kalimat yang disukai Ar Rahman, ringan di lisan dan berat di timbangan, yaitu SUBHANALLAH WABIHAMDIHI dan SUBHAANALLAAHIL’AZHIIM.”(HR: Bukhari 6406 dan Muslim 2694).
Pendapat yang mengatakan bahwa yang ditimbang adalah lembaran-lembaran amal
Mereka berdalil dengan hadits Rosulullah SAW: beberapa hadist diatas.
Nash-nash ini merupakan bukti yang jelas bahwa yang ditimbang adalah amal, dan ini sekaligus merupakan bantahan tehadap kelompok Mu’tazilah yang mengatakan bahwa bagaimana mungkin amalan bisa ditimbang?
Pendapat yang mengatakan bahwa yang ditimbang adalah pemilik amal
Mereka berdalil dengan firman Allah:
Mereka itu orang-orang yang Telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.(QS: al-Kahfi 105).
Dalam ayat ini tidak disebutkan Fala Nuqimu Lahum, bukan Li a’malihim, atau Shohaif a’mal. Mereka juga berdalil dengan hadits ibnu Mas’ud:
“Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad dan Hasan bin Musa keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Hammad dari ‘Ashim dari Zirr bin Hubaisy dari Ibnu Mas’ud bahwa ia memetik siwak dari pohon Arak dan ia memiliki betis yang kecil, tiba-tiba angin menyingkap kedua kakinya lalu orang-orang menertawakannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Apa yang kalian tertawakan?” Mereka menjawab; Wahai Nabiyullah, kami menertawakan betisnya yang kecil, maka beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh kedua betisnya lebih berat timbangannya dari gunung Uhud.”(HR: Ahmad 1/ 114 dan yang lainnya dengan sanad Hasan).
Maka berdalil dengan hadits bithoqoh, dan hadits ibnu Mas’ud, tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, bahwa yang di timbang adalah amalan. Maka Ibnu Taimiyah menjelaskan dalam Aqidah Washitiyah: Bahwa yang ditimbang adalah amalan hamba. Namun hadits bithoqoh ada yang mengatakan bahwa ini khusus kepadanya sehingga nyatalah akan karunia Allah kepadanya.

Penyebutan kata “mizan” dengan bentuk jama’ “mawazin”bukan menunjukkan bahwa timbangan itu banyak, tapi menunjukkan kepada yang di timbang, sebagaimana yang terdapat dalam surat; Al ‘Araf : 8
فمن ثقلت موازينه
Adapun orang yang berat timbangan amal kebaikannya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung “.
Muhammad bin Ahmad bin Salim bin Sulaiman as-Safarini, menyebutkan bahwa berbeda-beda anatara umat satu dengan yang liannya, dikarenakan umat-umat sangat berbeda-beda dalam hal amal, maka dengan demikian mizannya juga berbeda. Beliau juga menyebutkan bahwa kaifiyah mizan yang ada di akhirat sama dengan mizan yang ada didunia dengan dalil:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya”,. (QS: a-Qori’ah 6)

Minggu, 12 Juni 2011

Ayat Qur'an dan Hadist tentang Mizan ( Timbangan Amal )



MIZAN ( TIMBANGAN AMAL )
Ayat Al Qur’an mengenai Mizan adalah sebagai berikut :
1.      Surah Al Mukminun  ayat 101-118
“ Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya? Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim." Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka, Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang." Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui" Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik." ( Q.S. Al Mukminun : 101-118).
2.      Surah Al A’raf ayat 8-9
“ Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.”
3.      Surah Al Anbiya  ayat 47
“ Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
4.      Surah Al Qari’ah ayat 6-11
“ Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.”
Hadist-hadist Nabi tentang Mizan (Timbangan Amal ) :
  1.  “Ada dua kalimat yang ringan di lidah, berat dalam timbangan dan disenangi oleh Yang Maha Pengasih, (yaitu) Subhanallahi wa bihamdih subhanallahil’adzim.” ( H.R. Bukhari Muslim )
  2.   “ Bersuci itu adalah separuh iman, dan Al Hamdulillah itu memenuhi timbangan.” ( H.R. Muslim).
  3. “ Sungguh benar-benar akan datang seorang lelaki yang gemuk dan besar, namun timbangannya di sisi Alloh tidak dapat menyamai sebelah sayap nyamuk.” ( H.R. Bukhari )“ 
  4. Bahwa Rasululloh Saw telah bersabda, “ Sesungguhnya Alloh SWT akan menyelamatkan seorang lelaki dari umatku pada hari kiamat di depan seluruh manusia. Maka di bukakan baginya sembilan puluh sembilan daftar catatan amal. Setiap satu catatan amal panjangnya sejauh mata memandang. Kemudian Alloh Berfirman, “ Apakah kamu mengingkari sesuatu dari catatan ini ? Apakah para malaikat pencatat menganiaya kamu?” Dia berkata,” Tidak, Wahai Tuhanku,” Alloh Berfirman,” Apakah kamu mau menyampaikan sembarang alasan?” Orang itu berkata,” Tidak wahai Tuhanku.” Lalu Alloh berfirman,” Ya, sesungguhnya kamu punya satu kebaikan di sisi-Ku. Dan sesungguhnya kamu tidak akan dirugikan pada hari ini.” Kemudian dikeluarkan sehelai kertas yang di dalam terdapat syahadat, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya,”. Alloh berfirman, bawalah ini dan timbanglah!” Lelaki itu berkata,”Wahai tuhanku apakah arti sehelai kertas ini dibandingkandengan catatan amal yang berlembar-lembar ?” Alloh berfirman “ Sesungguhnya kamu tidak akan dirugikan.” Rasululloh Saw bersabda,” Lalu lembaran-lembaran itu diletakkan dalam satu daun timbangan dan kertas itu diletakkan dalam daun timbangan yang lain, maka ringanlah lembaran-lembaran catatan amal itu dan beratlah sehelai kertas itu. Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dari asma Alloh SWT.” ( H.R. Tirmidzi).
  5. Ibnul Jauzi dalam kitabnya Bustaan al waa'idzin wa Riyaadh al Saami'in menyebutkan Abu Hurairah Ra berkata : Rasululloh Saw Bersabda ," Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di Mizan dan dicintai al Rahman, ( kalimat itu adalah) Maha Suci Alloh dan dengan segala pujian kepada-Nya. Maha Suci Dzat yang Maha Agung."
  6. Ibnul Jauzi dalam kitabnya Bustaan al waa'idzin wa Riyaadh al Saami'in menyebutkan Diriwayatkan pula bahwa ada seorang lelaki datang kepada Rasululloh Saw. lantas dia berkata," Wahai Rasululloh, aku datang kepadamu agar kamu mau mengajari sebuah ilmu yang bisa memasukkan aku ke dalam sorga dan menyelamatkan aku dari neraka." Maka rasululloh Saw bersabda kepadanya," maukah kamu aku beritahu tentang dua buah kalimat yang bisa memberatkan mizan, ringan dilisan, membuat al Rahman menjadi ridha dan menyebabkan setan murka? (Hendaklah) kamu mengatakan Subhanallah Walhamdulillah. sesungguhnya kedua kalimat tersebut dapat mendekatkan (seseorang yang mengucapkannya) ke Sorga dan menjauhi neraka."
Daftar pustaka
Al Qur'an Terjemahan Depag RI
Al Khalifi, Abdul Adzim bin Badawi. 2008.Rahlah fi Rihabi Al Yaumil Akhir ( Menjelang hari Akhir). Citra Risalah. Yogyakarta
Ibnul Jauzi. 1996. Menuai Taman Surga ( taman orang memberi dan mendengar nasihat). Pustaka Azzam. Jakarta

Trans Bebanir Bangun (Part 2)


Sekitar 10 taksi angkutan desa disiapkan untuk membawa kami semua yang menuju ke lokasi transmigrasi. Tahun 1993 kota Tanjung Redeb masih begitu sederhana dan lenggang. Aku membandingkannya dengan Malang yang lebih ramai. Di dalam angkutan desa itu aku di pangku oleh ibuku, sambil menunggu keberangkatan aku melihat beberapa anak yang menangis karena berada ditempat yang asing baginya dan ada pula yang merengek minta pulang. Ayahku masih menyusun barang kami diatas angdes itu, banyak sekali memang yang dibawa oleh ayahku karena hampir seluruh barang yang ada dirumah di desa tegalron malang dibawa semua kecuali memang yang terlalu rumit untuk dibawa ya terpaksa ditinggal.
Jam dinding besar berdiri dimenara kecil di sudut tikungan jalan pelabuhan yang diseberang jalan banyak dipenuhi rumah pedagang tionghoa. Sebelum keluar pergudangan tempat kami tidur semalam ada pos polisi sekilas saat kami melewati pos itu seorang polisi tampak tersenyum dan hormat kearah kami yang dibalas klakson supir.
Belok kanan setelah dari pos polisi kami berjalan lurus dan berhenti sejenak di perempatan lampu merah yang ditengahnya terdapat sebuah menara bagus, itu adalah start bundar yang menjadi salah satu ikon kota Tanjung Redeb. Ketika ada perempatan kedua yang tidak ada lampu merahnya kami terus saja tak berhenti dan kemudian belok kiri dan terus lurus. Untuk bagian yang kami lalui aku mengakui jalan disini cukup tertata. Aku menoleh ke arah kiri ketika tampak sekali orang berseliweran di pasar gayam pasar terbesar di kabupaten ini dan juga pasar teramai apalagi pagi seperti ini. Setelah melewati pasar angdes naik melewati jembatan yang baru kali ini aku lihat karena memang berbeda dengan dengan jembatan di jawa pada umumnya.
Total sebelum mencapai lokasi trans kami melewati 6 pegunungan yang tinggi dan kemudian menyusuri jalanan datar bergelombang beberapa kilo meter. Aku mulai sumringah ketika telah sampai digerbang masuk, dari kejauhan tampak ratusan rumah berjejer teratur berwarna putih. Pelan namun pasti mobil angkutan kami mulai memasuki kawasan transmigrasi. Jalannya masih belum baik dan bergelombang dengan dipenuhi ranting-ranting kecil yang memenuhi jalan, sana sini banyak pokok pohon yang belum sempurna terpotong, parit buatan yang belum teratur kelebarannya dengan ujung sana dan sini.
Kami dikumpulkan di depan sebuah bangunan besar yang dinamakan gudang penampungan. Semua berkumpul untuk dibagi kelompok sesuai urutannya sebagai penentuan letak rumah tempat tinggal. Rumah-rumah kayu yang  itu adalah tertata rapi itu mempunyai 3 jendela di depan, dua yang tepat disebelah pintu masuk dan satunya lagi ada di sisi yang berbeda  dan aku menduganya adalah jendela kamar depan. Di belakang rumah itu kira-kira 5-6 meter terdapat bangunan kecil yang unik dan aku menganggapnya mungkin itu gudang rumah atau malah tempat buat ayam ternak yang mungkin akan kami punyai nanti. Sengaja aku tidak bertanya karena kulihat semuanya sedang sibuk. Aku kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling. Kakakku sibuk mengangkat barang dan mengumpulkan didekatku yang bertugas menunggu dan menjaga. Ibuku sedang mengambil jatah makanan yang disediakan oleh orang-orang kampung asli atau orang dari dinas mungkin. Ayahku sedang berkumpul dengan bapak-bapak yang lain menunggu pembagian letak rumah. Kakakku sulkhan menepuk pundakku.
“ as, iku nggonmu mengko..!” ucapnya sambil menunjuk kearah bangunan kecil mungil mirip rumah dibelakang rumah besar yang sempat kupikirkan tadi.
“ ah iku kandang ayam..” sahutku.
“ iku WC as..” kata ibuku yang baru saja datang membawa makanan dalam rantang. Kulirik kakakku yang menjulurkan lidahnya mengejek.
Semalam aku merasakan untuk pertama kalinya tidur dirumah baruku, rumah harapannku rumah yang akan menemani keluargaku menjadi lebih baik dari ketika di Malang dulu. Musim hujan makanya saat malam terasa dingin, sebenarnya nyamuknya banyak sekali karena kebetulan ayahku kebagian rumah di jalur belakang dari 3 jalur yang ada, itu artinya di belakang kami hanya hutan belantara yang lebat. Semalam tidurku tidak nyenyak. Suara burung-burung, riuhan hutan yang seolah hidup karena terjangan angin, sayup-sayup kudengar juga suara lengkingan binatang hutan seperti monyet. Aku mengalami tidur yang berbeda dalam seminggu ini dimulai dari malang yang setiap harinya selalu selalu dipenuhi suara kendaraan bermotor, kemudian di lautan yang hanya terdengar suara mesin kapal dan riak ombak serta sekarang ini dipinggir hutan yang menurutku menyeramkan seperti menyeramkannya film misteri gunung merapi yang diperankan oleh farida pasha itu, semua suara dari hutan semalam ibaratkan suara lengkingan tawa hantu. Masih terasa juga pahitnya pil yang diberikan ayahku semalam. Pil untuk antisipasi kena penyakit malaria karena hutan disini memang bisa jadi tempat bersarang nyamuk anopheles betina.
Rumahku kembar dengan ratusan rumah lainnya. Berbahan kayu yang serupa dan bentuk yang sama. Warna putih rumah ini bukanlah berasal dari cat yang bagus tapi kapur alias gamping kami menyebutnya. Setiap aku bersandar selalu meninggalkan warna putih dipunggung bajuku. Rumah ini panggung ini mungkin rumah khas Kalimantan pikirku atau bentuk tanggap bencana karena dibeberapa titik kawasan trans ini ada yang rawa jadi perlu dibuat rumah panggung. Bangunan kecil yang ternyata WC itu juga sangat berbeda dengan dijawa yang memakai kloset karena hanya lubang saja dan sederhana. Tidak perlu menyiram dan praktis seperti disungai dulu langsung nyemplung plung plung dan plung. Aku bergidik namun akhirnya aku terbiasa setelah esoknya aku sakit perut dan harus bolak-balik kesitu. hari kedua semua warga Trans mendapatkan beberapa barang yang menjadi kebutuhan pokok mulai dari ikan asin besar yang cukup untuk persediaan seminggu lengkap dengan sembako, kelambu, beberapa benih tanaman dan juga alat bercocok tanam seperti cangkul, parang, sabit dan lain sebagainya. inilah hidup baru kami menjadi petani dan aku gembira sekali keluargaku telah punya segalanya yang diberikan gratis oleh pemerintah. Tanah, rumah, modal hidup dan saudara-saudara baru. Aku memegang perutku yang masih terus bergolak, agaknya aku terlalu banyak makan kacang kulit yang semalam kumakan. Kang Sonhaji kakakku mendatangiku dan membawa sebuah kapal kecil dari kayu yang diberi tali diujung depannya.
" Iki As kapal-kapalan gawe awakmu.." ucapnya sambil menyerahkan kapal-kapan itu padaku.
" matur suwun kang.." aku tersenyum senang.
sorenya aku memainkannya dengan Alfan kakakku yang lain, dia tidak membuat kapal-kapalan tapi dia membawa pancingan. Paritnya jernih sehingga ikan gabus dan betik terlihat jelas. 

makalah pengantar psikologi umum



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat setiap individu mempunyai beragam karakter dalam melakukan transaksi kehidupan semisal berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Dari zaman pertama hingga sekarang ini peruatan tingkah laku manusia dalam bertindak tentu mengalami beberapa fase yang naik turun dan perkembangannya juga pesat. Secerdas-cerdasnya, sepintar-pintarnya manusia, ketika hidup di dunia ini pasti membutuhkan orang lain. Contohnya adalah kami sebagai seorang mahasiswa. Agar proses perkuliahan dapat berjalan dengan baik maka kami membutuhkan seorang dosen yang mengajar dan memberikan petunjuk. Kami juga membutuhkan karyawan agar proses administrasi dapat berjalan lancar. Tidak ketinggalan juga seorang tukang satpam yang tentu saja mempunyai peran besar atau kecil dalam menentukan kesuksesan kelak.
Memperhatikan kenyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk bisa meraih kesuksesan dan keterampilan maka kita memerlukan keperluanberinteraksi dengan orang lain. Dari segi inilah pentingnya psikologi umum atau sosial. Psikologi umum sejatinya memang memberikan dampak yang positif bagi yang mempelajarinya karena akan mampu mengerti bagaimana cara bertindak dalam kehidupan masyarakat dan mempelajari apa yang terjadi dalam masyarakat lingkungannya secara umum. Untuk pribadi individunya sendiri perilaku yang semakin berkembang ini menjadi bahan kajian.
Dari permasalahan yang tersebut inilah psikologi menjadi salah satu ilmu yang patut dipelajari dan dicermati secara mendalam. Permasalahan diatas memberikan kesadaran kami untuk mengulasnya kedalam sebuah makalah untuk mendapatkan secara gamblang tentang psikologi.
B.     Rumusan masalah
Setelah mengetahui permasalahan tersebut diatas maka kami mengemukakan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembahasan di BAB II yakni sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian psikologi dan pembagiannya?
2.      Apakah pengertian dan pembahasan perilaku dalam ilmu psikologi?
3.      Bagaimanakah hubungan manusia dengan lingkungannya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian psikologi
Menurut Sarwono Sarlito dalam buku “ Pengantar Psikologi Umum”  Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.  Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: (Psychē yang berarti jiwa) dan (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Secara lebih lengkap maka perlu diketengahkan pengertian psikologi menurut beberapa ahli yang menjadi acuan dalam pembahasan sebagai berikut :
1.      Menurut Wundt (Iih. Devidoff, 1981) Psikologi itu Merupakan Ilmu tentang kesadaran manusia ( the science of human consciousness).
2.      Menurut Kulpe yang dimaksud psikologi adalah ilmu mengenai fakta-fakta dari pengalaman yang bergantung pada pengalaman pribadi.
3.      Menurut William James psikologi merupakan ilmu tentang mental life, mencakup baik fenomenanya maupun kondisinya.
  1. Menurut Woodworth dan Marquis (1957) mengajukan pendapat bahwa Psikologi Merupakan Ilmu tentang Aktivitas-aktivitas individu
  2. Menurut Branca (1964) Psikologi adalah Ilmu tentang Prilaku (dalam bukunya yang berjudul Psychology: The science of Behaviour).
  3. Senada dengan Branca, Morgan, dkk.(1984:4) mengatakan bahwa Psychology is the science of human and animal behavior. Namun penerapan dari ilmu itu adalah pada manusia.
  4. Sartain, dkk. (1976:19) menyatakan bahwa Psikologi itu merupakan the science of human behavior. Tetapi  para ahli psikologi ini juga mempelajari prilaku hewan dan dari hasil penelitian tersebut mungkin dapat berguna untuk mengerti tenteng keadaan manusia.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
1.      Obyek psikologi
Karena sifat-sifat manusia yang sangat kompleks dan unik, maka obyek psikologi biasanya dibedakan menjadi dua macam: a. Obyek material, yakni obyek yang dipandang secara keseluruhannya. Adapun obyek material dari psikologi ialah manusia.
b. Obyek formal, jika dipandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan psikologi itu. maka obyek formal dari psikologi adalah berbeda beda menurut perubahan zaman dan pandangan para ahli masing-masing.
Pada zaman Yunani sampai dengan abad pertengahan yang menjadi obyek formalnya adalah hakekat jiwa. Kemudian pada masa Decrates obyek psikologi itu adalah gejala-gejala kesadaran yakni apa-apa yang langsung kita hayati dalam kesadaran kita: tanggapan, perasaan, emosi-emosi, hasrat, kemauan dan sebagainya.. Pada aliran Behaviorisme yang timbul di Amerika pada permulaan abad ke 20 ini yang menjadi obyeknya adalah tingkah laku manusia yang tampak. Sedangkan pada aliran psikologi yang dipelopori oleh Freud, obyeknya adalah gejala-gejala ketidak sadaran manusia. Pada umumnya psikologi itu dapat dibagi menjadi dua golongan besar:
a.       Psikologi metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa seperti yang dilakukan oleh Plato dan Aristoteles.
b.      Psikologi empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia dengan menggunakan pengamatan, percobaan atau eksperimen  dan mengumpulkan berbagai macam data yang ada hubungannya dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.
Psikologi empiris dapat dibagi atas:
a.       Psikologi umum, yang menyelidiki/mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia pada umumnya.
b.      Psikologi  khusus, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuannya.
Maka terdapatlah bermacam-macam psikologi seperti antara lain:
-          Psikologi Perkembangan
-          Psikologi Pemuda
-          Psikologi Kedokteran
-          Psikologi Kriminal
-          Psikologi Teknik
-          Psikologi Pendidikan
-          Psikologi Sosial
-          Psikologi Ketidak sadaran
-          Behaviorisme
-          Psikologi Gestalt
2.      Perkembangan psikologi
a.       Psikologi di masa filosof
Sejak zaman filsuf-filsuf besar seperti Socrates (469-399 SM) telah berkembang filsafat mental yang membahas secara jelas persoalan “jiwaraga”. Rene Descartes (1596-1650) mengemukakan bahwa manusia memiliki dimensi jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan. Pada awal abad XIX psikologi mengalami kemajuan yang cukup pesat, Gustaf Tehodore Fechner (1801-1650) dan Ernest Heinrich Weber (1795-1878) menemukan suatu hukum penginderaan melalaui eksperimen yang dipublikasikan pada tahun 1860 dalam buku Element of Pschology. Puncaknya adalah ketika Wilhem Wund (1832-1920) pada tahun 1979 mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig Jerman dan peristiwa ini menandai psikologi sebagai ilmu mandiri.Tahun 1883 berdiri laboratorium serupa di Uiversitas John Hopkins.
Tahun 1890 terbit buku The Priciples of Psychology karangan William James (1842-1910) yang setahun kemudian menjadi profesro psikologi dan sejak itu hampir semua universitas di Amerika memiliki fakultas yang mandiri. Di Indonesia perkembangan psikologi dimulai pada tahun 1953 yang dipelopori oleh Slamet Iman Santoso dengan mendirikan lembaga pendidikan psikologi pertama yang mandiri dan pada tahun 1960 lembaga tersebut sejajar dengan fakultas-fakultas lain di Universitas Indonesia dan kemudian dikembangkan di UNPAD dan UGM.
Belakangan ini kemajuan psikologi semakin pesat, ini terbukti dengan bermunculannya tokoh-tokoh baru, misalnya BF Skinner (pendekatan behavioristik), Maslow (teori aktualisasi diri) Roger Wolcott (teori belahan otak), Albert Bandura (social learning teory), Daniel Goleman (kecerdasan emosi), Howard Gadner (multiple intelligences) dan sebagainya.
b.      Psikologi sebagai ilmu ilmiah
Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi memiliki 5  tujuan utama, yaitu:
1.      Untuk mendeskripsikan bagaimana orang dan spesies lain berperilaku.
2.      Untuk memahami penyebab dari perilaku.
3.      Untuk memprediksi bagaimana orang dan manusia akan perperilaku pada kondisi tertentu.
4.      Untuk mempengaruhi perilaku melalui pengontrolan pada penyebab.
5.      Untuk mengaplikasikan pengetahuan psikologi agar meningkatkan kebahagiaan manusia.
3.      Kaitan psikologi dengan ilmu lain.
 Psikologi dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain misalnya filsafat, sosologi, fisiologi, antrpologi, biologi. Pengaruh ilmu tersebut terhadap psikologi dapat dalam bentuk landasan epistimologi dan  metode yang digunakan.
4.      Metode-metode dalam psikologi
Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
1.     Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.
2.     Observasi Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
3.     Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.
4.     Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.
5.     Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
6.     Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostiktertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.
B.     Pengertian perilaku
Psikologi juga merupakan ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu ( Branca, 1964; Morgan, dkk,1984 dan Marquis, 1957). Perilaku tersebut dalam pengertian luas, yaitu perilaku yang tampak dan tidak tampak. Ada perbedaan dalam pandangan mengenai perilaku yakni pertama adalah perilaku adalah respons dari sebuah stimulus dan pandangan lainnya adalah perilaku adalah individu mempunyai kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Yang pertama adalah aliran behavioris dan yang kedua aliran kognitif.
Skinner (1976) membedakan perilaku menjadi 2 yaitu perilaku yang alami (innate Behavior) dan perilaku operan ( Operant behavior). Perilaku alami adalah perilaku yang dibawa sejak organism dilahirkan yaitu berupa refleks dan insting-insting. Perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.
Pembentukan perilaku.
Diatas telah dijelaskan adalah perilaku manusia sebagian adalah karena dibentuk. Berkaitan hal itu maka persoalannya adalah bagaimana cara membentuk suatu perilaku .
-          Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan.
Perilaku terbentuk oleh kebiasaan yang dilakukan atau oleh lingkungan yang akan secara naluri akan mempengaruhi karakter dan perilaku seseorang. Inilah yang terkadang menjadikan orang satu dengan yanglain dan berlainan daerah mempunyai perilaku yang berbeda-beda.
-          Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight).
Contoh mudahnya adalah kalau kuliah jangan sampai terlambat karena hal itu akan mengganggu teman-teman yang lain. Bila naik motor harus pakai helm, karena helm sebagai alat untuk keamanan diri. Cara ini memberikan pengajaran perilaku dengan pengertian.
-          Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau contoh.
Contoh atau panutan adalah cara yang selanjutnya. Banyak individu yang mempunyai kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang yang disukainya, digemari atau panutannya. Dalam hal ini islam memberikan contoh yakni perbuatan manusia hendaknya menjadikan nabi Muhammad Saw sebagai panutan dalam berbuat.
Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Teori insting
Insting merupakan perilaku yang alamim perilaku bawaan dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
b.      Teori dorongan
Bila seseorang mempunyai keinginan atau kebutuhan maka hal ini yang akan membuat orang tersebut akan melakukan sebuah perilaku untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Hal inilah yang melandasi teori dorongan ini.
c.       Teori insentif
Hadiah, imbalan ataupun pujian juga mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Ini yang dimaksudkan oleh teori insentif ini. timbal balik setelah melakukan sebuah perilaku.
d.      Teori atribusi
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku seseorang apakah karena keadaan internal atau eksternal.
e.       Teori kognitif
Ini penggambaran dari suatu keadaan seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilij alternatif perilaku yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang tersebut.
C.    Manusia dengan lingkungannya
Saat membicarakan masalah perilaku tampak jelas bagaimana peran lingkungan terhadap perilaku manusia.
1.      Manusia sebagai makhluk berkembang.
Manusia adalah makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai macam segi sesuai dengan sudut tinjauan dalam mempelajari manusia itu. Oleh karena itu tinjauan mengenai manusia dapat bermacam-macam, misal manusia sebagai makhluk budaya, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk yang dapat dididik, manusia sebagai makhluk yang berkembang dan sebagainya. Intinya adalah
a.       Manusia itu dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari perkembangan pada diri manusia itu.
b.      Dalam perkembangan manusia itu factor pembawaan dan factor lingkungan secacra bersama-sama mempunyai peranan, walaupun tidak mengingkari adanya teori-teori yang lain.
2.      Manusia sebagai makhluk individual dan sosial
Manusia sebagai makhluk sosial, adanya hubungan manusia dengan sekitarnya, adanya dorongan pada manusia untuk mengabdi pada masyarakat. Manusia sebagai makhluk berketuhanan atau religi adanya hubungan manusia dengan Sang pencipta, kekuatan yang ada di luar dirinya. Jelasnya manusia tidak bisa hidup sendiri dan butuh lingkungan sekitar.
3.      Beberapa macam hubungan manusia dengan lingkungan.
Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan sosial tidak hanya berjalan searah dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu namun juga individu dapat membentuk hubungan timbal balik. Seperti hal-hal berikut ini :
a.       Individu menolak lingkungan.
Yaitu bila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dalam keadaan tersebut individu dapat memberikan pengaruh atau bentuk sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu tadi. Namun hal ini tidaklah mudah. Sebagai contoh bagaimana seorang Nabi Muhammad Saw yang berada dalam lingkungan kaum jahiliah dan perlu pengorbanan dan kesabaran dalam merubahnya menjadi lingkungan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.      Individu menerima lingkungan
Yaitu keadaan yang cocok dengan individu tersebut sehingga menjadikan dia lebih nyaman dalam berkomunikasi dengan sosial lingkungannya.
c.       Individu bersikap netral atau status kuo.
Yaitu apabila individu tidak cocok dengan keadaan lingkungan, tetapi individu tidak melakukan langkah-langkah bagaimana sebaiknya. Individu bersikap diam saja. Dipandang dari segi kemasyarakatan sikap yang demikian ini sebenarnya tidak diharapkanm karena bagaimanapun individu dapat mengambil langkah-langkah bagaimana sebaiknya sekalipun mungkin hal tersebut tidak dapat memenuhi harapannya.
Daftar pustaka
Walgito, Bimo.2003. Psikologi sosial (suatu Pengantar). Andi Offset. Yogyakarta
Sarwono Sarlito W.1995. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers. Jakarta
……………… 1995. Teori-teori Psikologi Sosial. Rajawali Pers. Jakarta
Rahman Shaleh, Abdul. Psikologi. Kencana Prenada Media Group.