MENU

Minggu, 12 Juni 2011

makalah pengantar psikologi umum



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat setiap individu mempunyai beragam karakter dalam melakukan transaksi kehidupan semisal berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Dari zaman pertama hingga sekarang ini peruatan tingkah laku manusia dalam bertindak tentu mengalami beberapa fase yang naik turun dan perkembangannya juga pesat. Secerdas-cerdasnya, sepintar-pintarnya manusia, ketika hidup di dunia ini pasti membutuhkan orang lain. Contohnya adalah kami sebagai seorang mahasiswa. Agar proses perkuliahan dapat berjalan dengan baik maka kami membutuhkan seorang dosen yang mengajar dan memberikan petunjuk. Kami juga membutuhkan karyawan agar proses administrasi dapat berjalan lancar. Tidak ketinggalan juga seorang tukang satpam yang tentu saja mempunyai peran besar atau kecil dalam menentukan kesuksesan kelak.
Memperhatikan kenyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk bisa meraih kesuksesan dan keterampilan maka kita memerlukan keperluanberinteraksi dengan orang lain. Dari segi inilah pentingnya psikologi umum atau sosial. Psikologi umum sejatinya memang memberikan dampak yang positif bagi yang mempelajarinya karena akan mampu mengerti bagaimana cara bertindak dalam kehidupan masyarakat dan mempelajari apa yang terjadi dalam masyarakat lingkungannya secara umum. Untuk pribadi individunya sendiri perilaku yang semakin berkembang ini menjadi bahan kajian.
Dari permasalahan yang tersebut inilah psikologi menjadi salah satu ilmu yang patut dipelajari dan dicermati secara mendalam. Permasalahan diatas memberikan kesadaran kami untuk mengulasnya kedalam sebuah makalah untuk mendapatkan secara gamblang tentang psikologi.
B.     Rumusan masalah
Setelah mengetahui permasalahan tersebut diatas maka kami mengemukakan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembahasan di BAB II yakni sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian psikologi dan pembagiannya?
2.      Apakah pengertian dan pembahasan perilaku dalam ilmu psikologi?
3.      Bagaimanakah hubungan manusia dengan lingkungannya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian psikologi
Menurut Sarwono Sarlito dalam buku “ Pengantar Psikologi Umum”  Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.  Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: (Psychē yang berarti jiwa) dan (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Secara lebih lengkap maka perlu diketengahkan pengertian psikologi menurut beberapa ahli yang menjadi acuan dalam pembahasan sebagai berikut :
1.      Menurut Wundt (Iih. Devidoff, 1981) Psikologi itu Merupakan Ilmu tentang kesadaran manusia ( the science of human consciousness).
2.      Menurut Kulpe yang dimaksud psikologi adalah ilmu mengenai fakta-fakta dari pengalaman yang bergantung pada pengalaman pribadi.
3.      Menurut William James psikologi merupakan ilmu tentang mental life, mencakup baik fenomenanya maupun kondisinya.
  1. Menurut Woodworth dan Marquis (1957) mengajukan pendapat bahwa Psikologi Merupakan Ilmu tentang Aktivitas-aktivitas individu
  2. Menurut Branca (1964) Psikologi adalah Ilmu tentang Prilaku (dalam bukunya yang berjudul Psychology: The science of Behaviour).
  3. Senada dengan Branca, Morgan, dkk.(1984:4) mengatakan bahwa Psychology is the science of human and animal behavior. Namun penerapan dari ilmu itu adalah pada manusia.
  4. Sartain, dkk. (1976:19) menyatakan bahwa Psikologi itu merupakan the science of human behavior. Tetapi  para ahli psikologi ini juga mempelajari prilaku hewan dan dari hasil penelitian tersebut mungkin dapat berguna untuk mengerti tenteng keadaan manusia.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
1.      Obyek psikologi
Karena sifat-sifat manusia yang sangat kompleks dan unik, maka obyek psikologi biasanya dibedakan menjadi dua macam: a. Obyek material, yakni obyek yang dipandang secara keseluruhannya. Adapun obyek material dari psikologi ialah manusia.
b. Obyek formal, jika dipandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan psikologi itu. maka obyek formal dari psikologi adalah berbeda beda menurut perubahan zaman dan pandangan para ahli masing-masing.
Pada zaman Yunani sampai dengan abad pertengahan yang menjadi obyek formalnya adalah hakekat jiwa. Kemudian pada masa Decrates obyek psikologi itu adalah gejala-gejala kesadaran yakni apa-apa yang langsung kita hayati dalam kesadaran kita: tanggapan, perasaan, emosi-emosi, hasrat, kemauan dan sebagainya.. Pada aliran Behaviorisme yang timbul di Amerika pada permulaan abad ke 20 ini yang menjadi obyeknya adalah tingkah laku manusia yang tampak. Sedangkan pada aliran psikologi yang dipelopori oleh Freud, obyeknya adalah gejala-gejala ketidak sadaran manusia. Pada umumnya psikologi itu dapat dibagi menjadi dua golongan besar:
a.       Psikologi metafisika, yang menyelidiki hakekat jiwa seperti yang dilakukan oleh Plato dan Aristoteles.
b.      Psikologi empiri, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia dengan menggunakan pengamatan, percobaan atau eksperimen  dan mengumpulkan berbagai macam data yang ada hubungannya dengan gejala-gejala kejiwaan manusia.
Psikologi empiris dapat dibagi atas:
a.       Psikologi umum, yang menyelidiki/mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia pada umumnya.
b.      Psikologi  khusus, yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia menurut aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuannya.
Maka terdapatlah bermacam-macam psikologi seperti antara lain:
-          Psikologi Perkembangan
-          Psikologi Pemuda
-          Psikologi Kedokteran
-          Psikologi Kriminal
-          Psikologi Teknik
-          Psikologi Pendidikan
-          Psikologi Sosial
-          Psikologi Ketidak sadaran
-          Behaviorisme
-          Psikologi Gestalt
2.      Perkembangan psikologi
a.       Psikologi di masa filosof
Sejak zaman filsuf-filsuf besar seperti Socrates (469-399 SM) telah berkembang filsafat mental yang membahas secara jelas persoalan “jiwaraga”. Rene Descartes (1596-1650) mengemukakan bahwa manusia memiliki dimensi jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan. Pada awal abad XIX psikologi mengalami kemajuan yang cukup pesat, Gustaf Tehodore Fechner (1801-1650) dan Ernest Heinrich Weber (1795-1878) menemukan suatu hukum penginderaan melalaui eksperimen yang dipublikasikan pada tahun 1860 dalam buku Element of Pschology. Puncaknya adalah ketika Wilhem Wund (1832-1920) pada tahun 1979 mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig Jerman dan peristiwa ini menandai psikologi sebagai ilmu mandiri.Tahun 1883 berdiri laboratorium serupa di Uiversitas John Hopkins.
Tahun 1890 terbit buku The Priciples of Psychology karangan William James (1842-1910) yang setahun kemudian menjadi profesro psikologi dan sejak itu hampir semua universitas di Amerika memiliki fakultas yang mandiri. Di Indonesia perkembangan psikologi dimulai pada tahun 1953 yang dipelopori oleh Slamet Iman Santoso dengan mendirikan lembaga pendidikan psikologi pertama yang mandiri dan pada tahun 1960 lembaga tersebut sejajar dengan fakultas-fakultas lain di Universitas Indonesia dan kemudian dikembangkan di UNPAD dan UGM.
Belakangan ini kemajuan psikologi semakin pesat, ini terbukti dengan bermunculannya tokoh-tokoh baru, misalnya BF Skinner (pendekatan behavioristik), Maslow (teori aktualisasi diri) Roger Wolcott (teori belahan otak), Albert Bandura (social learning teory), Daniel Goleman (kecerdasan emosi), Howard Gadner (multiple intelligences) dan sebagainya.
b.      Psikologi sebagai ilmu ilmiah
Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi memiliki 5  tujuan utama, yaitu:
1.      Untuk mendeskripsikan bagaimana orang dan spesies lain berperilaku.
2.      Untuk memahami penyebab dari perilaku.
3.      Untuk memprediksi bagaimana orang dan manusia akan perperilaku pada kondisi tertentu.
4.      Untuk mempengaruhi perilaku melalui pengontrolan pada penyebab.
5.      Untuk mengaplikasikan pengetahuan psikologi agar meningkatkan kebahagiaan manusia.
3.      Kaitan psikologi dengan ilmu lain.
 Psikologi dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain misalnya filsafat, sosologi, fisiologi, antrpologi, biologi. Pengaruh ilmu tersebut terhadap psikologi dapat dalam bentuk landasan epistimologi dan  metode yang digunakan.
4.      Metode-metode dalam psikologi
Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
1.     Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.
2.     Observasi Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
3.     Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.
4.     Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.
5.     Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
6.     Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostiktertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.
B.     Pengertian perilaku
Psikologi juga merupakan ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu ( Branca, 1964; Morgan, dkk,1984 dan Marquis, 1957). Perilaku tersebut dalam pengertian luas, yaitu perilaku yang tampak dan tidak tampak. Ada perbedaan dalam pandangan mengenai perilaku yakni pertama adalah perilaku adalah respons dari sebuah stimulus dan pandangan lainnya adalah perilaku adalah individu mempunyai kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Yang pertama adalah aliran behavioris dan yang kedua aliran kognitif.
Skinner (1976) membedakan perilaku menjadi 2 yaitu perilaku yang alami (innate Behavior) dan perilaku operan ( Operant behavior). Perilaku alami adalah perilaku yang dibawa sejak organism dilahirkan yaitu berupa refleks dan insting-insting. Perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.
Pembentukan perilaku.
Diatas telah dijelaskan adalah perilaku manusia sebagian adalah karena dibentuk. Berkaitan hal itu maka persoalannya adalah bagaimana cara membentuk suatu perilaku .
-          Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan.
Perilaku terbentuk oleh kebiasaan yang dilakukan atau oleh lingkungan yang akan secara naluri akan mempengaruhi karakter dan perilaku seseorang. Inilah yang terkadang menjadikan orang satu dengan yanglain dan berlainan daerah mempunyai perilaku yang berbeda-beda.
-          Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight).
Contoh mudahnya adalah kalau kuliah jangan sampai terlambat karena hal itu akan mengganggu teman-teman yang lain. Bila naik motor harus pakai helm, karena helm sebagai alat untuk keamanan diri. Cara ini memberikan pengajaran perilaku dengan pengertian.
-          Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau contoh.
Contoh atau panutan adalah cara yang selanjutnya. Banyak individu yang mempunyai kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang yang disukainya, digemari atau panutannya. Dalam hal ini islam memberikan contoh yakni perbuatan manusia hendaknya menjadikan nabi Muhammad Saw sebagai panutan dalam berbuat.
Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Teori insting
Insting merupakan perilaku yang alamim perilaku bawaan dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
b.      Teori dorongan
Bila seseorang mempunyai keinginan atau kebutuhan maka hal ini yang akan membuat orang tersebut akan melakukan sebuah perilaku untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Hal inilah yang melandasi teori dorongan ini.
c.       Teori insentif
Hadiah, imbalan ataupun pujian juga mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. Ini yang dimaksudkan oleh teori insentif ini. timbal balik setelah melakukan sebuah perilaku.
d.      Teori atribusi
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku seseorang apakah karena keadaan internal atau eksternal.
e.       Teori kognitif
Ini penggambaran dari suatu keadaan seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilij alternatif perilaku yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang tersebut.
C.    Manusia dengan lingkungannya
Saat membicarakan masalah perilaku tampak jelas bagaimana peran lingkungan terhadap perilaku manusia.
1.      Manusia sebagai makhluk berkembang.
Manusia adalah makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai macam segi sesuai dengan sudut tinjauan dalam mempelajari manusia itu. Oleh karena itu tinjauan mengenai manusia dapat bermacam-macam, misal manusia sebagai makhluk budaya, manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk yang dapat dididik, manusia sebagai makhluk yang berkembang dan sebagainya. Intinya adalah
a.       Manusia itu dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dari perkembangan pada diri manusia itu.
b.      Dalam perkembangan manusia itu factor pembawaan dan factor lingkungan secacra bersama-sama mempunyai peranan, walaupun tidak mengingkari adanya teori-teori yang lain.
2.      Manusia sebagai makhluk individual dan sosial
Manusia sebagai makhluk sosial, adanya hubungan manusia dengan sekitarnya, adanya dorongan pada manusia untuk mengabdi pada masyarakat. Manusia sebagai makhluk berketuhanan atau religi adanya hubungan manusia dengan Sang pencipta, kekuatan yang ada di luar dirinya. Jelasnya manusia tidak bisa hidup sendiri dan butuh lingkungan sekitar.
3.      Beberapa macam hubungan manusia dengan lingkungan.
Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan sosial tidak hanya berjalan searah dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu namun juga individu dapat membentuk hubungan timbal balik. Seperti hal-hal berikut ini :
a.       Individu menolak lingkungan.
Yaitu bila individu tidak sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dalam keadaan tersebut individu dapat memberikan pengaruh atau bentuk sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu tadi. Namun hal ini tidaklah mudah. Sebagai contoh bagaimana seorang Nabi Muhammad Saw yang berada dalam lingkungan kaum jahiliah dan perlu pengorbanan dan kesabaran dalam merubahnya menjadi lingkungan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.      Individu menerima lingkungan
Yaitu keadaan yang cocok dengan individu tersebut sehingga menjadikan dia lebih nyaman dalam berkomunikasi dengan sosial lingkungannya.
c.       Individu bersikap netral atau status kuo.
Yaitu apabila individu tidak cocok dengan keadaan lingkungan, tetapi individu tidak melakukan langkah-langkah bagaimana sebaiknya. Individu bersikap diam saja. Dipandang dari segi kemasyarakatan sikap yang demikian ini sebenarnya tidak diharapkanm karena bagaimanapun individu dapat mengambil langkah-langkah bagaimana sebaiknya sekalipun mungkin hal tersebut tidak dapat memenuhi harapannya.
Daftar pustaka
Walgito, Bimo.2003. Psikologi sosial (suatu Pengantar). Andi Offset. Yogyakarta
Sarwono Sarlito W.1995. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers. Jakarta
……………… 1995. Teori-teori Psikologi Sosial. Rajawali Pers. Jakarta
Rahman Shaleh, Abdul. Psikologi. Kencana Prenada Media Group.

Tidak ada komentar: