Namanya Siti Fatimah.
Lahir 10 tahun setelah suaminya lahir. Ya, dia selisih 10 tahun dengan suaminya sekarang. Masa kecilnya dihabiskan tidak seperti anak kecil lainnya yang dipenuhi dengan canda tawa dan bermain petak umpet dengan rekan-rekan sejawatnya. Sejak kecil dia sudah bekerja keras. Kondisi keluarga yang tidak bisa disebut mampu membuatnya harus menjadi pekerja. Meski sekolah hanya sampai kelas 3 SD namun dia bukanlah orang bodoh. Putus sekolah bukan karena tidak mampu otaknya namun keadaan perekonomian keluarga. Putus sekolah bukan berarti putus juga belajarnya, dia tetap mengaji agama. Kedua orang tuanya meninggal saat dia masih kecil.
Beranjak remaja dia tetap mampu menjadi mandiri, kakak-kakaknya yang kehidupannya serupa telah berkeluarga. Dia pun yang telah menjadi wanita yang menawan banyak menarik pemuda untuk menjadikan istri dan setelah itu akhirnya menikahlah dia dengan salah satu pemuda. Seiring dengan berjalannya waktu pernikahan yang telah menghasilkan satu buah hati seorang bayi perempuan itu akhirnya kandas dan memutuskan untuk berpisah.
Kehidupan terus berjalan, tidak ada waktu untuk bersedih hati. Dia harus bekerja menghidupi anaknya itu dengan menjadi buruh dipabrik bersama ribuan orang dengan penghasilan yang pas-pasan. Dengan predikat putus sekolah kelas 3 SD tentu tidak ada pilihan lain pekerjaan selain menjadi buruh. Setelah beberapa tahun sendiri bersama anak kecilnya akhirnya datang seorang lelaki melamarnya sebagai istri. Kehidupannya mulai berubah. Walau sang suami bekerja serabutan namun itu membuatnya lebih bisa mengurus anak-anaknya dengan penuh kasih sayang meskipun kehidupannya sederhana. Perasaan syukurnya selalu diwujudkan dengan menjadi istri yang berbakti kepada suami dan bertanggung jawab dengan anak-anaknya yang kini telah berjumlah 5 orang laki-laki.
Setiap malam selalu bertahajjud dengan doa-doa keselamatan untuk keluarga, kesuksesan untuk anak-anaknya, kebahagiaan dunia akhirat dan lainnya. Setiap saat adzan berkumandang selalu bergegas sholat 5 waktu.
Saat ini dia berada di kalimantan bersama suami dan anak-anaknya tercinta. Ditemani oleh cucu-cucu mungilnya mengisi hari tua bersama suami. Duduk diberanda rumah yang disulap oleh anak bungsunya menjadi rumah baca. Anak bungsu yang selalu dibanggakannya. Semua anaknya dibanggakan dan didoakannya. Bersama suami tercinta kini dia seakan sempurna.
" Mak.." sebuah suara mengagetkan lamunannya dan dia menoleh.
" Oh kamu to Asmu.." sambil tersenyum dia menyambut anak bungsunya itu dengan penuh kehangatan. Tak berapa lama sang suami datang membawa kantong plastik berisi buah salak yang diambil dikebun belakang rumah.
Bahagia itu adalah bersyukur.
1 komentar:
How to watch videos on youtube with no wifi? - Vimeo
If you do not have an android emulator, I have to install an emulator for Android. Here you can see the best tips and tricks for youtube downloader you and your computer.
Posting Komentar