MENU

Minggu, 10 Juni 2012

Penasaran ala Opa Fergie...

Sepak bola itu permainan. Setiap permainan itu punya tujuan untuk menghibur. Hiburan itu adalah seni. seni itu adalah daya cipta yang indah. Keindahan itu adalah keadaan yang enak dilihat. Begitulah aliran sederhana tentang sepakbola. Ketika kehidupan ini datar-datar saja tanpa ada naik turunnya maka bisa dipastikan jiwa manusia akan memberontak. contohnya adalah kebosanan, kejenuhan bahkan ketidakmenarikan. Memang benar apa yang kita makan di Indonesia umumnya adalah nasi, dan pastinya tidak melulu nasi yang dimakan karena butuh bakso, mie atau makanan lainnya untuk menyelingi nasi yang merupakan makanan pokok. 
Sepakbola pun demikian. Keadaan yang diulang-ulang akan menimbulkan kejenuhan. Perlu adanya variasi dalam segala hal untuk bisa meningkatkan gairah dan semangat kembali. Sir Alex tentu sudah pensiun lama jika tidak muncul kehadiran Jose Mourinho yang kala itu melatih Porto tahun 2004 dan saat menang bersorak dihadapannya dan hasilnya kekesalan itu diwujudkan dengan tidak menjabat tangan kala pertandingan usai. Sir Alex seolah bangun dari kursi empuk kemenangan MU yang tiada banding kala itu. Awalnya kejenuhan karena gelar juara seolah selalu milik MU setiap tahun namun ketika Mourinho memutuskan untuk hijrah ke Chelsea muncullah keinginan gairah sang kakek Ferguson untuk berkompetisi lagi. Gaya Mourinho yang kontroversial menjadi stimulus baginya untuk membungkam anak muda bernama Mourinho itu. Terbukti selama 3 tahun Mourinho di Chelsea sang kakek seakan penasaran karena selalu dipecundangi oleh anak muda itu untuk kesekian kalinya. Belum habis masa penasaran kepada anak muda Mourinho itu sang kakek langsung dihadapkan pada munculnya generasi terbaik dalam diri klub Barcelona yang seolah tanpa cacat memainkan sepakbola.
Gembar gembor MU sebagai klub terbaik mulai terkikis habis oleh pesona klub Catalan itu belum lagi sang seteru bernama Real Madrid pun mulai menyeruak dengan permainan banjir gol itu. Sekali bertemu difinal Champions League langsung kakek seolah kembali duduk dibangku sekolah dan diajari kembali bagaimana  bermain sepak bola. Anak asuhannya kalah segalanya di Final, bahkan para pendukung MU distadion olimpico dan Wembley..dua kali kalah segalanya dari Barcelona membuat kakek selalu menunda keinginannya untuk pensiun hingga kini.
yah....itulah seni. Butuh kejutan dan keragaman dalam banyak hal. Biarlah kakek dengan penasarannya setiap tahun, biarlah Mourinho dengan ucapan-ucapannya, biarlah Guardiola dengan sensasinya dan biarlah itu berjalan seperti biasanya. 
Total Football berganti cattenacio trus berganti kick n rush dan sekarang dengan tiki takanya. Esok muncul lagi dengan generasi yang baru dengan penikmat baru dan penikmat lama dengan perbandingan-perbandingan versinya sendiri-sendiri. Nikmati sajalah sepakbola itu.
Indonesia....????
Nikmati sajalah wes, hehehe

Tidak ada komentar: