MENU

Senin, 27 Juni 2011


LEGOWO 
Beberapa minggu yang lalu anak-anak SMP yang kelas tiga atau sekarang menjadi kelas sembilan telah melaksanakan ujian nasional untuk kelulusan mereka agar dapat melanjutkan sekolah ketingkat lebih tinggi.
Geng percil pun tidak ketinggalan untuk mengikuti moment itu yang dilaksanakan diseluruh Indonesia karena memang mereka sebagian besar mempunyai kakak yang sedang dag dig dug der menunggu pengumuman kelulusan. Besok adalah hari senin yang menjadi hari pengumuman kelulusan dan kang Asmu mempunyai kegiatan dihari minggu ini untuk menyambut hari kelulusan di langgar nurul ikhlas, oleh karena itu sekarang kang Asmu sedang sibuk menata ambal untuk menjadi tempat duduk yang ikut kegiatan.
“ Gimana jang, udah disapu lantai serambinya?” tanya kang Asmu pada ujang yang kebetulan menemaninya menyiapkan tempat untuk kegiatan.
“ Beres kang..tanpa debu malah.” Jawab Ujang sambil tersenyum.
“ Kalo gitu sekarang kamu pulang dulu mandi trus kesini lagi ya..!” kata kang Asmu. Ujang pun mengangguk dan langsung pergi setelah mengucapkan salam terlebih dahulu.
Pengajian mingguan setelah dhuhur memang kali ini dikhususkan tema untuk para remaja SMP dan anak-anak pun boleh ikut. Alhasil suasana langgar menjadi lebih ramai dan banyak. Diawali sholat dhuhur berjamaah yang diikuti beberapa orang tua dan puluhan anak-anak pengajian pun nampaknya akan berlangsung lancar.
Sajian pembuka berupa pujian bersama-sama serta rebana yang diiringi sholawat nabi membuat suasana yang sebenarnya agak panas tidak begitu terasa karena semangat penuh keceriaan anak – anak.
“ Assalamualaikum wr wb..adik-adik sekalian.” Kang Asmu mengawali dengan salam dan dijawab serentak oleh anak-anak yang ikut pengajian.
Aku punya teman namanya bintun
Punya rumah didekat tepian
Hari minggu jangan nonton kartun
Lebih baik ikut pengajian
“ betul tidak adik-adik?” sembari tersenyum kang Asmu bertanya kepada peserta pengajian.
“ betuuuul kang”
“ besok akan ada pengumuman kelulusan bagi anak SMP dan sebagian besar dari adik-adik yang ada dikampung kita ini juga termasuk yang menunggu hari pengumuman kelulusan senin besok. Sekarang ini kita bicarakan saja bagaimana perasaan kalian semua menghadapi hari kelulusan ini. ayo yang ingin berbicara silahkan angkat tangan dan berdiri ya !”
Tanpa menunggu lama ternyata banyak yang ingin berbicara dan setelah disepakati maka mereka saling bergantian untuk mengungkapkan apa perasaannya.
“ Kang, saya merasa khawatir jika tidak lulus karena selama ujian kemarin sakit dan tidak konsentrasi dengan pelajaran. Bagaimana ya?” Bedu anaknya pak Somad yang berbadan gemuk berdiri.
“ Khawatir sih tidak kang, tapi permasalahannya setelah lulus nanti saya kayaknya tidak bisa melanjutkan ke SMA karena lebih pingin kerja saja langsung.” Ini alasan dari Refan yang memang maasuk akal karena dia anak tertua dikeluarganya jadi merasa sudah punya kewajiban dan tanggung jawab setelah bapaknya meninggal dunia.
“ Bagaimana kang jika saya ga lulus. Apa yang harus saya lakukan?” kali ini yang bertanya adalah Wiro yang berbadan jangkung.
Berbagai persoalan yang dikemukakan oleh para anak SMP yang tengah menunggu hari kelulusan ini. ada yang khawatir, ada yang santai bahkan ada yang sangat yakin dengan hasil yang di ujikan. Semua perasaan yang bercampur aduk ini bermunculan dari setiap anak yang mengikuti ujian kemarin.
“ wah ternyata kalo begini kita semua bisa mengomongkan apa yang selama ini menjadi beban kalian semua ya? Gimana udah legakah?” tanya kang Asmu sambil berdiri berjalan mengelilingi anak-anak yang mengikuti pengajian dan hal ini sering dilakukan oleh kang Asmu untuk lebih mendekatkan diri dengan anak-anak juga untuk membuat suasana menjadi berkesan kekeluargaan.
“ Alhamdulillah kang, perasaan yang selama ini saya rasakan sendiri akhirnya keluar juga …” kata wiro dengan mimik wajah yang lega.
“ Tapi kang, lebih lega lagi jika kami sekarang diberi jawabannya dong..hehe.” kata Tuti disambut persetujuan teman-temannya.
“ Lho tenang aja. Sekarang kang Asmu tawarkan kepada kalian yang mau menjawab dan memberi solusi buat masalah tadi. Ayo siapa?” kang Asmu menawarkan kepada anak-anak.
“ Geng percil gimana?” pandangan kang Asmu ke arah Heri, Aris, Ujang, Ayub dan yang lainnya.
“ Kang, inikan masalah anak gede jadi mana kami tahu ?” Ayub mewakili teman-teman geng percilnya.
“ Kamu itu tahunya apa yuub…yub. Tahunya mungkin tahu goreng” Celetuk Umar sambil tertawa cekikikan. Umar adalah anak dari pak Karno yang sering azan dimasjid Al Furqon. Anak-anak tertawa dan ayub pun ikut tertawa karena itu hanya tingkah umar yang memang lucu.
“ Besok tentu menjadi hari yang kalian tunggu. Bagaimanapun hasil yang akan kalian raih itu adalah kerja kalian dan harus puas. Apakah ada yang mencontek pada ujian kemarin?” tanya kang Asmu.
“ Kang, kami sepakat mengerjakan sendiri-sendiri karena kami yakin dengan kemampuan dan harus bersikap jujur. Nabi kan mengajari kita untuk jujur.” Heri berbicara mewakili teman-temannya.
“ Tapi eko pas ujian nengok saya kang?” Umar nyeletuk.
“ Lho bukannya kamu yang manggil aku mar? lagian aku ga mungkin nyontek wong aku pas itu mau berdiri ngumpul jawaban.” Sanggah Eko tenang. Suasana agak ribut setelah itu dan kang Asmu pun menenangkan keadaan.
“Kang Asmu bersyukur kalian jujur. Ujian kemarin itu adalah untuk mengetes kemampuan kalian saat belajar selama tiga tahun. Dan kang Asmu yakin kalian tahu bahwa setiap soal ujian pernah dipelajari sebelumnya. Betul tidak?”
Sontak anak-anak berteriak “ betullll!”
“ Sekarang yang harus kalian lakukan adalah menyadari bahwa kalian tidak perlu bersedih apabila tidak lulus. Keberhasilan itu tidak harus selalu di artikan kelulusan tapi juga ketidak lulusan pun bisa jadi keberhasilan…”
“ Lho kok bisa begitu kang? “ tanya Dody memotong pembicaraan kang Asmu.
Kang Asmu tersenyum..kemudian melanjutkan kata-katanya
“ Begini dod, nabi Muhammad tidak selalu berhasil mengajak orang untuk menjadi islam tapi akhirnya agama islam menjadi besar karena banyak pengikutnya, coba liat anak bayi yang belajar berjalan..apakah dia langsung bisa berjalan?...tidak, karena dia pasti pernah terjatuh beberapa kali, lalu dia bangkit lagi untuk berjalan kembali. Seperti itulah yang harus kalian lakukan saat mendapatkan kegagalan. Istilah kerennya belajar dari kegagalan. Kalian harus kembali bangkit untuk belajar kembali.”
“ Tapi kan kalo tidak lulus bakal rugi waktunya setahun untuk mengulang..?” kata Mamat sambil mengacungkan jarinya keatas.
“ Kalian tidak akan rugi karena dengan mengulang kembali, kalian akan lebih menguasai. Tidak apa-apa jika harus mengulang asal hal itu akan membawa manfaat yang baik. Kayak penemu balon lampu, penemu pesawat terbang atau yang lainnya, semua mengalami kegagalan beberapa kali akan tetapi tetap telaten mengulangi dan akhirnya hasilnya bermanfaat. Kalian juga harus begitu ya..?”
“ Iyaa kang.” Jawab anak-anak.
“ Tapi jangan lupa, ini adalah langkah kita ketika kalian gagal namun apabila berhasil lulus maka lebih baik lagi tentunya…” sambung kang Asmu. Semua mengangguk mengerti.
“ Nah sekarang bagaimana jika kalian semua berdoa agar hasil besok baik untuk kita semua. Ayoo angkat tangannya untuk berdoa..!” ajak kang Asmu untuk berdoa yang akan di amini oleh anak-anak.
Usai berdoa kang Asmu menutup pengajian. Setelah bersalaman anak-anak mulai berkemas-kemas untuk pulang.
“Yang penting kita harus lebih giat belajar dan tidak perlu nangis atau kecewa karena apapun hasilnya itu adalah hasil kerja keras kita sendiri. “ kata Eko ditengah-tengah temannya.
“ Lagi pula kita jujur dalam mengerjakan dan itu melatih supaya kita kelak menjadi orang yang jujur dan selalu dalam kebaikan.” Mamat turut menyambung kata-kata Eko.
“ Yang pasti kegagalan yang kita terima jangan bersedih tapi kita harus koreksi diri dimana kekurangan kita. Gitu aja kok repot…!” kata Wiro sambil berdiri untuk pulang. Teman-temannya tertawa dan kemudian menyusul berjalan keluar langgar untuk pulang kerumah.

Tidak ada komentar: